Pemeriksaan HbA1c untuk Mendeteksi dan Mengontrol Diabetes



Kontrol HbA1c (hemoglobin A1c) adalah satu diantara langkah yang bisa dilaksanakan untuk menganalisis serta mengatur keadaan diabetes. Kontrol ini perlu dikerjakan, bersamaan dengan perkiraan Kementerian Kesehatan jika angka pasien diabetes di Indonesia tetap akan bertambah. Selama setahun 2018, terdaftar ada seputar 16 juta masalah diabetes.


Kontrol HbA1c berperan untuk menghitung rerata jumlah hemoglobin A1c yang berikatan dengan gula darah (glukosa) sepanjang 3 bulan akhir. Waktu ini sesuai transisi hidup sel darah merah, terhitung hemoglobin, yakni 3 bulan.


Pahami Mekanisme serta Hasil Kontrol HbA1c

Jika Anda beresiko alami diabetes atau sering alami kenaikan kandungan gula darah tetapi belum terdeteksi diabetes (prediabetes), Anda bisa manfaatkan kontrol HbA1c untuk menentukannya. Anda disarankan untuk jalani kontrol HbA1c tiap 1 sampai dua tahun sekali.


Tetapi bila Anda sudah terdeteksi menanggung derita diabetes, kontrol HbA1c bisa digunakan selaku fasilitas kontrol pada kesuksesan penyembuhan. Ini dilaksanakan dengan pastikan apa kandungan gula darah Anda sudah ada di nilai yang sudah ditarget. Oleh karenanya, pasien diabetes disarankan untuk lakukan kontrol HbA1c dengan periodik tiap 3-6 bulan sekali.


bandar slot terpercaya permainan slot tidak bisa dicurangi Mekanisme kontrol HbA1c lebih kurang sama dengan mekanisme test darah biasanya. Pembuluh darah di lengan akan ditusuk dengan jarum untuk ambil darah. Contoh darah selanjutnya dites di laboratorium serta hasilnya dapat didapat dalam beberapa waktu. Hasil kontrol akan tercatat dalam prosentase, dengan interpretasi seperti berikut:


- Normal: jumlah HbA1c di bawah 5,7%.

- Prediabetes: jumlah HbA1c di antara 5,7-6,4%.

- Diabetes: jumlah HbA1c capai 6,5% atau bisa lebih.


Makin tinggi jumlah HbA1c bermakna makin banyak hemoglobin yang berikatan dengan glukosa, serta ini mengisyaratkan jika gula darah tinggi. Bila jumlah HbA1c melewati 8%, peluang Anda alami diabetes yang tidak termonitor serta beresiko alami kompleksitas.


Ketidaksamaan Kontrol HbA1c serta Test Gula Darah

Pada umumnya, ke-2 test ini sama, sebab mempunyai sasaran serta peranan sama. Sasarannya ialah pasien diabetes atau orang yang beresiko merasakannya. Demikian pula peranan intinya, yakni sama memandang kandungan gula darah. Hasil kontrolnya juga searah, di mana bila kandungan HbA1c tinggi karena itu kandungan gula darah tinggi.


Tetapi, sedikit terdapat ketidaksamaan di antara ke-2 test ini. Kontrol HbA1c tidak dipengaruhi dengan perombakan kandungan gula darah yang cuman berlangsung sesaat, misalkan sesudah konsumsi makanan manis. Itu faktanya kenapa tidak dibutuhkan puasa saat sebelum kontrol HbA1c.


Namun, kontrol ini tidak dapat dipakai untuk menganalisis seluruh macam diabetes, seperti diabetes gestasional serta diabetes untuk anak.


Keadaan yang Bisa Mengubah Hasil Kontrol HbA1c

Untuk mendapatkan hasil yang tepat, kontrol HbA1c seharusnya tidak dilaksanakan untuk beberapa keadaan berikut:


- Berlangsung perdarahan kronis atau dalam periode panjang (akut).

- Menanggung derita masalah darah, seperti anemia defisiensi besi, anemia hemolitik, anemia sel sabit, atau thalasemia.

- Menanggung derita penyakit tidak berhasil ginjal, masalah hati, atau kandungan cholesterol tinggi (terhitung trigliserida tinggi).

- Baru terima transfusi darah.

- Sering minuman mengandung alkohol dengan jumlah terlalu berlebih.


Disamping itu, beberapa macam beberapa obat serta suplemen, seperti obat kelompok steroid, ekstra vitamin C, serta vitamin E, dapat mengubah hasil kontrol HbA1c.


Kontrol HbA1c bisa mengawasi keadaan diabetes, hingga menolong dokter mendapati sistem perawatan yang pas. Walau demikian, tidak seluruhnya macam diabetes bisa diketahui dengan kontrol ini, serta ada banyak keadaan yang bisa mengusik hasil kontrol.


Oleh karenanya, tanyakanlah sama dokter berkenaan kontrol apa yang dibutuhkan untuk mengawasi keadaan diabetes Anda.

Postingan populer dari blog ini

Professional digital freelance photographer Texas

While conventional trains operate on relatively flat tracks with two rails, a number of specialized trains exist which are significantly different in their mode of operation.

Khuram Butt, Rachid Redouane and also Youssef Zaghba